Cerita Rakyat Jawa Timur-Prabu Anglingdarma adalah nama
seorang tokoh legenda dalam tradisi Jawa, yang dianggap sebagai titisan
Batara Wisnu. Salah satu keistimewaan tokoh ini adalah kemampuannya
untuk mengetahui bahasa segala jenis binatang. Selain itu, ia juga
disebut sebagai keturunan Arjuna, seorang tokoh utama dalam kisah
Mahabharata.
Anglingdarma sangat gemar berburu. Pada suatu hari ia menolong seorang gadis bernama Setyawati yang dikejar
harimau. Setyawati lalu diantarkannya pulang ke rumah ayahnya, seorang
pertapa bernama Resi Maniksutra. Tidak hanya itu, Anglingdarma juga
melamar Setyawati sebagai istrinya.
Kakak Setyawati yang bernama Batikmadrim telah bersumpah barangsiapa
ingin menikahi adiknya harus dapat mengalahkannya. Maka terjadilah
pertandingan yang dimenangkan oleh Anglingdarma. Sejak saat itu,
Setyawati menjadi permaisuri Anglingdarma sedangkan Batikmadrim diangkat
sebagai patih di Kerajaan Malawapati.
Pada suatu hari ketika
sedang berburu, Anglingdarma memergoki istri gurunya yang bernama
Nagagini sedang berselingkuh dengan seekor ular tampar. Anglingdarma pun
membunuh ular jantan sedangkan Nagagini pulang dalam keadaan terluka.
Nagagini kemudian menyusun laporan palsu kepada suaminya, yaitu
Nagaraja supaya membalas dendam kepada Anglingdarma. Nagaraja pun
menyusup ke dalam istana Malawapati dan menyaksikan Anglingdarma sedang
membicarakan perselingkuhan Nagagini kepada Setyawati. Nagaraja pun
sadar bahwa istrinya yang salah. Ia pun muncul dan meminta maaf kepada
Anglingdarma.
Nagaraja mengaku ingin mencapai moksa. Ia kemudian
mewariskan ilmu kesaktiannya berupa Aji Gineng kepada Anglingdarma. Ilmu
tersebut harus dijaga dengan baik dan penuh rahasia. Setelah mewariskan
ilmu tersebut Nagaraja pun wafat.
Sejak mewarisi ilmu baru,
Anglingdarma menjadi paham bahasa binatang. Pernah ia tertawa
menyaksikan percakapan sepasang cicak. Hal itu membuat Setyawati
tersinggung. Anglingdarma menolak berterus terang karena terlanjur
berjanji akan merahasiakan Aji Gineng, membuat Setyawati bertambah
marah. Setyawati pun memilih bunuh diri dalam api karena merasa dirinya
tidak dihargai lagi. Anglingdarma berjanji lebih baik menemani Setyawati
mati, daripada harus membocorkan rahsia ilmunya.
Ketika upacara
pembakaran diri digelar, Anglingdarma sempat mendengar percakapan
sepasang kambing. Dari percakapan itu Anglingdarma sadar kalau
keputusannya menemani Setyawati mati adalah keputusan emosional yang
justru merugikan rakyat banyak. Maka, ketika Setyawati terjun ke dalam
kobaran api, Anglingdarma tidak menyertainya.
========================================================================
sumber :http://www.jurirakyat.net/2013/06/legenda-naga-raja-dan-angkling-darma.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar